Aku Pergi Bukan Karena Sudah Tak Cinta
KisahAku Pergi Bukan Karena Sudah Tak Cinta

Ketika awal berjumpa menjadi hal yang sangat membahagiakan, baru saja terjatuh lalu dibangkitkan. Begitulah isyarat sebuah kata, kau sembuhkan luka ini secara perlahan, walaupun kau tau bekas luka tak akan pernah hilang tapi kau yakin rasa sakitnya akan hilang. Ikhlasnya memberi membuat aku rela untuk kembalikan dan inilah caraku membuka hati secara perlahan.
Ketika aku kembali teringat luka kau datang untuk memberi suka, tak peduli sakitnya hati ketika aku memuja masa yang telah menyakitiku yang membuat luka. Kau perban hati ini dengan kasihmu dengan hangat ku rasakan kasih sayangmu yang menutup luka yang harusnya sudah ku lupa. Tak mudah melupakan semua kenangan itu ketika masa lalu sudah tumbuh jauh dihati ini.
Lambat laun kau membuat masa lalu ku tak berarti, kau suntikan virus cinta yang luar biasa yang membuat aku tak berdaya kembali ke masa lalu yang pernah ada. Kebahagiaan muncul saat aku ingat namamu, begitu indah senyummu yang membuat diriku terpaku dari wajahmu. Setiap detik kau muncul dihidupku sehingga setiap detik pula kau ada dipikirin dan hatiku. Itu adalah tanda kau sangat berarti untuk diriku bahkan hidupku. Terimakasih untuk cinta yang luar biasa.
Sepanjang perjalanan kau memberikan cinta yang pas, yang membuat aku nyaman. "Hiduplah bersamaku hingga nanti sampai tak ada waktu untuk kita" . Akan tetapi seiring berjalannya waktu kalimat tersebut terbantahkan dan aku baru sadar bahwa waktu kita tak sama, kau disini dan kau disana untuk saat ini atau mungkin selamanya. Bagaimana ini? Aku bingung, aku harus hilangkan perasaan ini, aku bukan orang punya yang bisa mengejar cinta walaupun itu jauh, dan pemikiran ini terlintas dari petuah orang tua, dimana meraka menginginkan pasangan yang dekat untukku dengan alasan umur mereka sudah kepala 5 dan aku satu-satunya anak yang memang masih di harapkan untuk itu.
Maafkan aku, lambat laun aku harus mengalihkan perasaan ini, tidak mudah tapi ini berat. Maafkan aku secara diam-diam aku mencoba menjalani dengan yang lain. Sungguh aku merasa telah menjadi pecundang. Tapi ini luar biasa dengan siapapun aku perasaan aku masih dihadapkan pada namamu. Berat rasanya, ya berat sekali, tapi mau gimana lagi, ini sudah jadi pilihan aku.
Karena tidak yakin dengan pilihan aku jadi terlalu ceroboh, akhirnya semua ini di ketahui oleh dia namun dahsyat nya dia enggan pergi dan rela jadi yang kedua. Tapi walaupun aku seorang pecundang aku masih punya hati, akhirnya ku akhirnya hubungan ku dengan yang baru dan berlanjut dengan dia.
Lama kelamaan aku harus mengulangi nya lagi dan ini sudah terjadi. Seperti yang pertama kali, hal ini sama dia mengetahui nya, namun aku lebih keras dan bertekad untuk mengakhiri ini. Demi kebaikan dia, karena aku takut aku tak sanggup menggapai kebahagiaan dia yang harus ku ambil dan di serahkan kepada dia.
Sudahlah ini sudah menjadi cerita lalu. Dia sudah bahagia dengan yang lain, tapi aku belum bahagia dengan yang lain, karena namanya masih jelas tertulis di dalam hati ini. Tapi inilah pilihan dan ini yang aku pilih, konsekuensi menjadi patokan aku agar tidak menyesal menjalani kisah ini..
Jangan lupakan aku, ingatlah walaupun itu hanya satu detik, karena ada hikmah yang luar biasa, jangan menyesal karena ini hidup.
(Diambil Dari Kisah Nyata)

Ketika awal berjumpa menjadi hal yang sangat membahagiakan, baru saja terjatuh lalu dibangkitkan. Begitulah isyarat sebuah kata, kau sembuhkan luka ini secara perlahan, walaupun kau tau bekas luka tak akan pernah hilang tapi kau yakin rasa sakitnya akan hilang. Ikhlasnya memberi membuat aku rela untuk kembalikan dan inilah caraku membuka hati secara perlahan.
Ketika aku kembali teringat luka kau datang untuk memberi suka, tak peduli sakitnya hati ketika aku memuja masa yang telah menyakitiku yang membuat luka. Kau perban hati ini dengan kasihmu dengan hangat ku rasakan kasih sayangmu yang menutup luka yang harusnya sudah ku lupa. Tak mudah melupakan semua kenangan itu ketika masa lalu sudah tumbuh jauh dihati ini.
Lambat laun kau membuat masa lalu ku tak berarti, kau suntikan virus cinta yang luar biasa yang membuat aku tak berdaya kembali ke masa lalu yang pernah ada. Kebahagiaan muncul saat aku ingat namamu, begitu indah senyummu yang membuat diriku terpaku dari wajahmu. Setiap detik kau muncul dihidupku sehingga setiap detik pula kau ada dipikirin dan hatiku. Itu adalah tanda kau sangat berarti untuk diriku bahkan hidupku. Terimakasih untuk cinta yang luar biasa.
Sepanjang perjalanan kau memberikan cinta yang pas, yang membuat aku nyaman. "Hiduplah bersamaku hingga nanti sampai tak ada waktu untuk kita" . Akan tetapi seiring berjalannya waktu kalimat tersebut terbantahkan dan aku baru sadar bahwa waktu kita tak sama, kau disini dan kau disana untuk saat ini atau mungkin selamanya. Bagaimana ini? Aku bingung, aku harus hilangkan perasaan ini, aku bukan orang punya yang bisa mengejar cinta walaupun itu jauh, dan pemikiran ini terlintas dari petuah orang tua, dimana meraka menginginkan pasangan yang dekat untukku dengan alasan umur mereka sudah kepala 5 dan aku satu-satunya anak yang memang masih di harapkan untuk itu.
Maafkan aku, lambat laun aku harus mengalihkan perasaan ini, tidak mudah tapi ini berat. Maafkan aku secara diam-diam aku mencoba menjalani dengan yang lain. Sungguh aku merasa telah menjadi pecundang. Tapi ini luar biasa dengan siapapun aku perasaan aku masih dihadapkan pada namamu. Berat rasanya, ya berat sekali, tapi mau gimana lagi, ini sudah jadi pilihan aku.
Karena tidak yakin dengan pilihan aku jadi terlalu ceroboh, akhirnya semua ini di ketahui oleh dia namun dahsyat nya dia enggan pergi dan rela jadi yang kedua. Tapi walaupun aku seorang pecundang aku masih punya hati, akhirnya ku akhirnya hubungan ku dengan yang baru dan berlanjut dengan dia.
Lama kelamaan aku harus mengulangi nya lagi dan ini sudah terjadi. Seperti yang pertama kali, hal ini sama dia mengetahui nya, namun aku lebih keras dan bertekad untuk mengakhiri ini. Demi kebaikan dia, karena aku takut aku tak sanggup menggapai kebahagiaan dia yang harus ku ambil dan di serahkan kepada dia.
Sudahlah ini sudah menjadi cerita lalu. Dia sudah bahagia dengan yang lain, tapi aku belum bahagia dengan yang lain, karena namanya masih jelas tertulis di dalam hati ini. Tapi inilah pilihan dan ini yang aku pilih, konsekuensi menjadi patokan aku agar tidak menyesal menjalani kisah ini..
Jangan lupakan aku, ingatlah walaupun itu hanya satu detik, karena ada hikmah yang luar biasa, jangan menyesal karena ini hidup.
(Diambil Dari Kisah Nyata)
